Header Ads

Hal Tentang Gay Yang Sering Ditanyakan

Hal Tentang Gay Yang Sering Ditanyakan
Hal Tentang Gay Yang Sering Ditanyakan

141 Orang diamankan dalam pesta seks gay di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Hal ini kembali mengingatkan hal-hal seputar gay yang kerap jadi pertanyaan. Apalagi isu gay selama ini pun selalu berselimut pro dan kontra.

Berikut ini beberapa hal seputar gay yang kerap dipertanyakan berikut tanggapan dari Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Dr dr Fidiansjah, SpKJ, MPH:

1. Benarkah Ada 'Gen' Gay dalam Tubuh Seorang Gay?
dr Fidiansjah menjelaskan gay maupun lesbian dan biseksual tidak dimulai sejak lahir. Namun karena perilakunya yang dianggap menyimpang dari fitrah manusia yang normal maka ada area tertentu di otak yang ikut berubah.

Hal, sambung dr Firdiansjah, juga tidak ada kaitanhya dengan kromosom. Manusia, normalnya memiliki kromosom XX untuk perempuan dan XY untuk laki-laki. "Nah kalau dia mungkin XYY atau XXY sehingga tidak lazim, maka bisa kelamin ganda dan sebagainya. Hal itu bisa dilakukan operasi, disesuaikan dengan karakter biologisnya laki-laki atau perempuan. Jadi bukan bawaan hasrat, tapi organnya," sambungnya.

2. Benarkah gay 'menular'?
Menurut dr Fidiansjah, gay bisa menularkan perilaku. Jadi ketika ada yang menyebut gay itu menular, maka tidak bisa dibayangkan seperti infeksi virus atau bakteri.

Namun perlu digarisbawahi bahwa orang yang sering bergaul dengan gay tidak lantas serta-merta akan menjadi gay juga.

"Pola penularan perilakunya ini membentuk semacam sebuah hal yang tidak mudah diterangkan, tergantung intensitasnya (pergaulannya), tergantung dia mendapakatkan informasi terkait ini, masalah seksual ini dan bagaimana pemahamannya. Tentu ini penjelasannya kompleks," papar dr Fidiansjah.

Ditambahkan dia, perilaku role model yang tergantung pada intensitas, persepsi dan dukungan sosial di sekitarnya menjadikan perilaku tertentu menular, tak terkecuali gay.

3. Bisakah Dilihat dari Ciri Fisik?
dr Fidiansjah menerangkan gay ditunjukkan oleh hasrat seksualnya. Sehingga ini tidak serta-merta ditunjukkan melalui ciri fisik. Pria kemayu belum pasti seorang gay. Pun dengan perempuan yang tomboi, belum tentu juga seorang lesbian.

"Hanya bisa terlihat kalau diperlihatkan. Kalau hanya dipendam, nggak ditampilkan, orang nggak akan tahu. Dia akan tampak kalau sudah memberikan orientasi (menyimpang). Akhirnya ada yang galau, kalut, takut, menyadari (orientasinya) sebagai suatu penyimpangan," tutur dr Fidiansjah.

Tapi kata dia, ada pula yang secara ekstrem tidak menyadari sehingga memilih tidak melakukan konsultasi ke profesional dan meyakini kondisi ini merupakan suatu bawaan ataupun fitrah.

4. Bisakah Seorang Gay Berubah Orientasi Seksnya?
Kata dr Fidiansjah, sudah banyak orang yang dulunya gay berubah orientasi seksnya dengan kembali menyukai perempuan. Bahkan sudah banyak juga mantan gay yang kemudian menikah dan melanjutkan garis keturunannya, seperti orang-orang lainnya.

Untuk mengubah kembali orientasi seksnya tentu tidak mudah. Yang bersangkutan harus menjalani proses terapi. Tapi ingat, hal ini harus berjalan tanpa paksaan jika menginginkan hasil yang optimal.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.