Header Ads

Bertahun-tahun Tak Dapat Momongan, Apa Harus Bayi Tabung

Bertahun-tahun Tak Dapat Momongan, Apa Harus Bayi Tabung

Bertahun-tahun Tak Dapat Momongan, Apa Harus Bayi Tabung


Program bayi tabung sering terlintas di benak pasangan yang sudah bertahun-tahun menikah tapi tak kunjung punya momongan. Hmm, apa iya harus selalu bayi tabung? Soalnya biayanya kan pasti nggak murah ya, Bun.

Nah, biasanya nih, untuk pasangan suami istri yang belum juga dapat momongan, biasanya oleh dokter dianjurkan untuk mencari tahu tentang status kesuburannya. Akan dilihat juga nih frekuensi hubungan seksual yang dilakukan pasangan suami istri yang bersangkutan.

"Pada pasangan dengan (intensitas, red) hubungan yang normal, itu 85 persen akan hamil tanpa menggunakan apa-apa. Tapi kalau sampai waktu itu belum hamil, tentunya kita harus mulai berpikir ada apa," ungkap dr Ali Mahmud, SpOG(K) saat ditemui dalam Grand Opening Klinik Bayi Tabung Morula IVF Surabaya di National Hospital Surabaya baru-baru ini.

Nah, kalau sudah begini Dok, apakah sudah pasti harus ikut program bayi tabung? Kata dr Benediktus Arifin, MPH, SpOG dalam kesempatan yang sama, ternyata nggak selalu lho. Soalnya, menurut dia, bayi tabung hanyalah salah satu dari beberapa alternatif yang bisa ditawarkan. 

"Kecuali kalau memang ada indikasi," imbuh dr Benediktus.

Untuk kasus di Indonesia, indikasi pada suami dan istri yang melatarbelakangi dibutuhkannya prosedur bayi tabung masih sama besarnya, yaitu 50 persen-50 persen. 

"Indikasi bayi tabung itu bisa indikasi mutlak atau indikasi relatif," lanjut dr Ali.

Indikasi mutlak adalah ketika seseorang atau pasangan tak akan bisa memiliki keturunan selain dengan jalan bayi tabung, tak peduli meski yang bersangkutan masih berusia muda. Lalu seperti apa indikasinya?

Pada perempuan, indikasi mutlak terjadi pada mereka yang kedua saluran telurnya tersumbat dan tidak dapat diperbaiki sama sekali atau mereka yang cadangan telurnya sangat sedikit. Sedangkan indikasi mutlak pada pria antara lain mereka yang mengalami azoospermia atau tidak memiliki sperma sama sekali.

"Untuk membuahi, sperma itu jumlahnya minimal harus 15 juta dalam 1 cc-nya. Kalau kurang dari itu, kesempatannya menjadi menurun," tambah dr Ali.

Selain itu dipertimbangkan juga indikasi relatif. Jadi kalau pasangan suami istri sudah mencoba berbagai cara untuk hamil selama kurun waktu yang cukup lama namun tidak juga membuahkan hasil, maka program bayi tabung biasanya akan disarankan.

Yang kita harapkan pasien itu datang, konsultasi, kira-kira apa yang dibutuhkan, entah itu program alami, inseminasi atau bayi tabung," timpal dr Benediktus.

Untuk memastikan apakah pasangan perlu bayi tabung atau tidak, yang diperlukan hanyalah berkonsultasi dengan dokter kandungan. "Yang kita harapkan pasien itu datang, konsultasi, kira-kira apa yang dibutuhkan, entah itu program alami, inseminasi atau bayi tabung," timpal dr Ben.



sumber : detik.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.