Header Ads

Tips Dari Pshikolog Untuk Memberikan Kejutan Untuk Suami

Tips Dari Pshikolog Untuk Memberikan Kejutan Untuk Suami
Tips Dari Pshikolog Untuk Memberikan Kejutan Untuk Suami

Memberi kejutan pada suami sah-sah saja terlebih 'dalam rangka' membuat penampilan suami jadi lebih baik. Contohnya, istri membelikan suami pakaian, jam tangan, atau perlengkapan lainnya.

"Saya sering beliin barang-barang gitu buat suami. Biasanya saya suka pancing-pancing dan saya tahu dia suka yang mana. Jadi pas saya beliin tanpa sepengetahuan dia, dia selalu senang dan nggak pernah nolak," kata ibu satu anak, Jenny yang bekerja sebagai karyawan swasta.

Untuk membeli barang-barang untuk sang suami misalnya sepatu atau baju, Jenny selalu menggunakan uangnya sendiri. Lain Jenny, lain pula yang dilakukan ibu rumah tangga bernama Karin. Selama ini, ia jarang membelikan pakaian untuk sang suami dengan cara kejutan.

"Karena selera suami saya beda. Pernah saya beliin, nggak nolak sih dia cuma kelihatan aja kalau kurang suka. Tapi tetap dipakai juga baju yang saya beliin. Tapi kalau pakaian dalam sering saya beliin tanpa sepengetahuan dia karena saya udah tau ukurannya, merk apa yang cocok sama dia," kata Karin.

Karena ia tidak bekerja, Karin tak menampik jika uang yang dipakai untuk membelikan barang-barang untuk suaminya menggunakan uang bulanan yang diberi sang suami. Nah, soal memberikan barang untuk menunjang penampilan suami dan sifatnya sebagai kejutan, psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi, Tiara Puspita M.Psi., Psikolog memiliki pesan.

"Pertama kalau suami nggak suka, ya jangan beliin. Terus kalau kita belikan sesuatu yang dia nggak tahu kan bisa aja dia nggak suka dengan sesuatu yang kita beliin," kata wanita yang akrab disapa Tita ini.
a
Menurut Tita, jika ingin memberi kejutan, istri bisa mencari tahu barang seperti apa yang disenangi sang suami. Atau, bisa tanyakan langsung maukah suami dibelikan baju baru karena baju yang selama ini dipakai sudah kumal misalnya.

Sehingga, sebelum membeli sudah dipastikan bahwa suami memang bersedia dibelikan pakaian. Kemudian, bisa pula ditanyakan pada suami uang siapa yang digunakan, jika memang kebetulan istri juga bekerja.

"Jadi kita tanyain aja dari awal daripada nanti udah dibeliin, eh suami bilang 'Lho saya kan nggak nyuruh kamu beli'. Kalau dikomunikasikan, dikasih tahu contohnya baju dalam kamu sudah pada melar nih, nandi aku beliin ya. Tapi kamu gantiin ya uangnya. Kalau suami oke, ya sudah beliin. Dengan begitu, suami kan jadi lebih terbuka juga," kata Tita.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.