Header Ads

Peringati Nuzululquran, Jokowi Bicara Penanganan Radikalisme

Peringati Nuzululquran, Jokowi Bicara Penanganan Radikalisme

Peringati Nuzululquran, Jokowi Bicara Penanganan Radikalisme


Presiden Joko Widodo mengingatkan makna Nuzululquran. Lewat Nuzululquran, menurut Jokowi, umat diingatkan untuk semakin bersemangat dalam beribadah.

"Semakin khusyuk dalam bertadarus, salat tahajud, beretika di masjid, dan mempertebal kesalehan sosial," kata Jokowi dalam peringatan Nuzululquran di Istana Negara, Jakarta, Senin (12/6/2017).

Selain itu, lanjut Jokowi, umat diingatkan tentang tindakan Rasulullah Muhammad SAW yang memakai nilai-nilai universalitas Alquran untuk mentransformasikan bangsa Arab menjadi bangsa yang beradab dan maju.

"Alquran menjadi rahmat bukan saja untuk bangsa Arab, tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia ini. Oleh sebab itu, dengan meneladani Rasulullah Muhammad SAW dalam membangun bangsa dan negara kita, Indonesia, dalam mengejar kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Kita harus bersandar pada tuntutan universalitas Alquran," jelasnya.

Jokowi juga mengingatkan bahwa manusia akan termasuk sebagai pendusta agama apabila membentak anak yatim. "Kita tahu semuanya, tidak boleh membentak anak yatim," katanya.

Selain itu, manusia akan termasuk golongan pendusta agama apabila tidak peduli terhadap sesama saudara fakir miskin. 

"Kita akan termasuk golongan pendusta agama apabila kita berbuat kerusakan di muka dunia ini," kata Jokowi.

Karena itu, lanjut Jokowi, pemerintah terus fokus meningkatkan ekonomi yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat. "Memerangi kemiskinan, memberantas radikalisme, memberantas terorisme, dan menggebuk komunisme," ucapnya.

Jokowi juga mengatakan Alquran mengajari manusia bersikap ta'awun, saling bekerja sama dan saling tolong-menolong dalam semua aspek kehidupan sehari-hari. Alquran juga mengajari manusia untuk bekerja keras, mengubah nasib, termasuk mengubah nasib bangsa Indonesia.

"Karena itu, pemerintah terus bekerja keras membangun, membangun infrastruktur, membangun hubungan konektivitas di seluruh Tanah Air, agar biaya logistik bisa turun, biaya transportasi bisa turun, dan perbedaan biaya antarwilayah tidak terlalu jauh. Artinya merata," jelas Jokowi.

Pemerintah, lanjut Jokowi, juga mengeluarkan kebijakan pemerataan ekonomi melalui pembagian aset bagi umat agar mempunyai lahan dan kemudahan akses permodalan serta membangun pendidikan vokasi yang masif.

Selain itu, kata dia, pemerintah sedang menyusun rencana memperkuat pengembangan ekonomi umat melalui pengembangan lembaga keuangan syariah yang dikelola berdasarkan sistem wakaf. 

"Tapi ini masih dalam proses untuk kita selesaikan," katanya.

Jokowi mengatakan, dengan panduan Alquran, manusia perlu memahami bahwa sudah menjadi kodrat bangsa Indonesia untuk hidup dalam kebinekaan.

"Sebab, keberagaman suku. Kita memilik 714 suku, keberagaman agama, di negara kita, Indonesia, ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu. Keberagaman ras, saya kira kita memiliki banyak ras di negara kita dan keberagaman golongan yang ada di negara kita, Indonesia," katanya.

Ditegaskan Jokowi, kodrat yang ditetapkan Allah SWT itu harus dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya.

"Ini merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada kita dan kita wajib merawat apa yang sudah menjadi anugerah Allah dan kita wajib merawat Bhinneka Tunggal Ika kita," ucapnya.

"Ya Allah hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan," ujar Jokowi.

"Kita akan termasuk golongan pendusta agama apabila kita berbuat kerusakan di muka dunia ini," tutur Jokowi. 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.